Posting tersebut memberikan review untuk perangkat lunak, yang digunakan dalam usaha kecil sehingga diduga bahwa mereka disponsori oleh Google. Mereka juga menyertakan link sponsor yang mempromosikan istilah Google Chrome, di hasil pencarian Google. Dengan demikian, bagaimanapun juga, Google dinilai melanggar aturannya sendiri dengan menggunakan spam atau sampah elektronik untuk memanipulasi peringkat suatu website.
Tapi Google membantah hal itu. Menurut perusahaan mesin pencari tersebut, kesalahan ada di tangan sebuah perusahaan pembelian online atau daring, yaitu Essence Digital, yang dipekerjakan oleh Google.
Melalui juru bicaranya, Google mengatakan bahwa perusahaan ini tidak pernah menyetujui posting blog atau link yang dilakukan oleh agen. “Google tidak pernah setuju untuk sesuatu yang lebih dari iklan online,” kata sang juru bicara.
“Sekarang kami akan membuat perubahan yang diperlukan, untuk memastikan bahwa hal tersebut tidak akan terjadi lagi,” imbuhnya.
Pihak Essence Digital pun mengeluarkan klarifikasi. “Kami ingin menjelaskan semuanya di sini: Google tidak pernah setuju untuk mensponsori kampanye posting.”
“Mereka hanya setuju untuk membeli iklan video online. Google secara konsisten menghindari posting berbayar untuk mempromosikan produk mereka. Karena dalam pandangan mereka, promosi semacam ini tidak transparan,” jelas Essence Digital.
Perusahaan tersebut melanjutkan, dalam kasus ini, Google telah menjadi sasaran kegiatan melalui berbagai media yang mendorong blogger untuk membuat apa yang tampaknya sebagai posting berbayar. “Kerap kali kualitas yang buruk dan tidak sesuai standar Google, untuk itu kami mohon maaf kepada Google yang tidak melakukan ini semua.”
Sementara itu, pakar mesin pencari dan penulis, Danny Sullivan menggambarkan konten yang mempromosikan Google tersebut sebagai sampah elektronik. Menurut dia, banyak postingan review berisi teks yang identik dapat diterapkan untuk setiap web browser. “Google membayar untuk menghasilkan banyak sampah,” ujar Sullivan
Sumber: Indonews.org