Akhir-akhir ini baik di media ataupun situs-situs
jejaring sosial masyarakat meributkan pernyataan SBY yang seolah-olah
ingin menghapuskan keistimewaan Yogyakarta, Tujuhpedia kali ini akan
mengulas sejarah dan tujuh alasan mengapa Yogyakarta menjadi Daerah
Istimewa. Berikut
ini adalah 7 alasan mengapa Yogyakarta menjadi daerah istimewa versi
Tujuhpedia
- Kebudayaan sistem kerajaan yang telah melekat.
Sebelum bergabung dengan
Negara kesatuan Republik Indonesia, Yogyakarta memiliki sistem
pemerintahan berbentuk kerajaan (Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat
dan Pakualaman) dan kebudayaan sistem pemerintahan kerajaan masih
melekat pada masyarakat ataupun aparat di pemerintahan Jogja yang
selalu patuh dan mengikuti semua peraturan yang di keluarkan oleh
raja. Seperti halnya individu yang tak ingin kehilangan identitasnya,
maka masyarakat Yogyakarta akan mempertaruhkan diri untuk identitas
budaya tersebut. Keistimewaan Yogyakarta merupakan mahar atas
bergabungnya Ngayogyakarto ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Amanat Sri Sultan yang kemudian disebut Amanat 5 September tersebut merupakan bentuk dukungan Kerajaan Ngayogyakarto Hadiningrat terhadap NKRI.
Ketika Indonesia diproklamasikan sebagai
suatu negara merdeka oleh Soekarno Hatta, sebenarnya Kerajaan
Yogyakarta dan begitu juga kerajaan-kerajaan lain di wilayah bekas
jajahan Belanda bisa saja melepaskan diri dari NKRI. Namun ternyata Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII memberikan dukungan terhadap
NKRI dan dalam amanat yang ditandatangani Sri Sultan bersama Paku Alam
menyatakan “Bahwa Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat jang bersifat
keradjaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.”
Isi lain dari amanat Sri Sultan tersebut adalah, “Bahwa kami
sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri
Ngajogjakarta Hadiningrat, dan oleh karena itu berhubung dengan
keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri
Ngajogjakarta Hadiningrat mulai saat ini berada di tangan kami dan
kekuasaan-kekuasaan lainnja kamipegang seluruhnya.”
- Amanat Paku Alam VIII yang menyatakan, “Bahwa Negeri Paku Alaman jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.” Berikutnya, “Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri Paku Alaman, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Paku Alaman mulai saat ini berada ditangan Kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnja Kami pegang seluruhnja.”
- Keistimewaan Yogyakarta juga di dukung oleh para founding father terutama soekarno dengan payung hukum piagam penetapan. Payung hukum ini sebenarnya sudah dikeluarkan oleh Soekarno yang duduk di BPUPKI dan PPKI pada 19 Agustus 1945. Piagam penetapan ini kemudian diserahkan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII pada 6 September 1945. Isi piagam penetapan itu adalah, “Piagam Kedudukan Sri Paduka Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono IX, Kami, Presiden Republik Indonesia, menetapkan:
Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono, Senopati Ing
Ngalogo, Abdurrahman Sayidin Panotogomo, Kalifatullah Ingkang Kaping
IX Ing Ngayogyakarta Hadiningrat, pada kedudukannya, Dengan kepercayaan bahwa Sri Paduka Kangjeng Sultan akan
mencurahkan segala pikiran, tenaga, jiwa dan raga, untuk keselamatan
Daerah Yogyakarta sebagai bagian daripada Republik Indonesia.
- Keistimewaan Yogyakarta dikuatkan dalam hal Sejarah Pembentukan Pemerintahan DIY terkait dengan perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia sesuai UUD 1945, Pasal 18 & Penjelasannya yang menjamin hak asal-usul suatu daerah sebagai daerah swa-praja (zelfbestuurende landschaappen).
- Berdasar putusan Mahkamah tentang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, saat ini Yogyakarta merupakan salah satu daerah istimewa yang dimiliki Indonesia. “Yogyakarta menjadi daerah istimewa karena faktor sejarah.
- Karena Jogja begitu indah, ramah dan kaya akan budaya, saya kira semua setuju dengan saya , maka saya katakan jogja ISTIMEWA
sumber: http://www.menjelma.com/2011/10/alasan-jogjakarta-jadi-daerah-istimewa.html