Petikan yang sempat dilihat dan dicatat dalam kenangan itulah yang menghias peti mati Dmitry Kolesnikov: "Pukul 15.45. Cahaya makin lemah, terlalu gelap untuk menulis. Tapi, aku akan terus mencoba menulis dengan rasa. Tampaknya, bagiku sudah tak ada kesempatan sama sekali, walau cuma 10%, atau 20%. Mudah-mudahan kelak ada yang membaca suratku ini..." . Kecelakaan yang sempat membuat pihak Navy Russia kehilangan muka dan malu itu menurut banyak pihak masih bisa di hindari. Kecelakaan ini mungkin yang terbesar setelah kecelakaan kapal selam K-19 akibat bocornya reaktor nuklir.Yang menarik adalah, untuk sebuah investigasi yang sangat di inginkan dari pihak keluarga korban, pemerintah Russia memutuskan untuk mengangkat bangkai kapal selam Kursk dari dasar laut barens. Perencanaan nya pun memerlukan waktu yang sangat lama dan juga konsep pengangkatan yang tidak sembarangan, karena menyangkut kapal selam nuklir yang masih aktif dan juga ada beberapa torpedo yang masih belum di gunakan, jadi memerlukan ke hati hati an yang sangat tinggi untuk mengangkatnya. Sebuah kapal raksasa disiapkan sebagai kapal pengangkat yang dilengkapi dengan kabel kabel hidrolik yang menjuntai turun ke dasar laut menuju lokasi dimana bangkai tersebut berada, sementara itu team penyelam, berkerja extra keras sebelum pengangkatan dengan membuat lubang lubang di body Kursk untuk pengait. Pekerjaan menyelam bukanlah hal yang mudah,karena penyelam akan merasakan betapa dingin nya air di perairan barens dan juga tekanan air. Penyelam penyelam yang akan melakukan pengeboran,pengelasan dan penggergajian di body Kursk di tempatkan di sebuah kapal pengendali yang mendesain ruang khusus penyelam yang bertekanan, sehingga penyelam terbiasa dalam pekerjaan dasar laut, untuk pemindahan penyelam dari kapal ke dasar laut tempat Kursk berada menggunakan semacam wahana khusus. Pekerjaan ber bulan bulan itu pun serasa sangat melelahkan, karena mempertimbangkan berbagai aspek mengenai pasang air laut di perairan barens yang pada bulan september menjadi sangat sangat berbahaya bagi ekspedisi pengangkatan ini.
Terlihat diatas, Mammoet mengangkat kursk yang tepat dibawahnya lalu kemudian menurunkan kabel kabel untuk mengangkat Kursk dari kedalaman 100 meter, setelah mencapai posisi yang tepat dimana separuh menara telah masuk kedalam lubang yang dibuat di bawah.
Gambar diatas merupakan perbandingan besar Kursk dengan Boeing 747, kapal selam Kursk masuk dalam kapal selam kelas Oscar II.
Gambar diatas menerangkan bagaimana Kursk di potong menjadi dua pada bagian torpedo guna menghindari kejadian yang tidak di inginkan pada saat pengangkatan mengingat torpedo masih dalam keadaan aktif dan belum di gunakan. Pada keterangan nomer 2. Kursk di lubangi 26 titik sepanjang Hull untuk kait pengangkatan, dan nomer 3 merupakan teknis pengangkatan Kursk dengan menggunakan kabel raksasa yang diangkat dengan mesin hidrolik dari permukaan (mammoet)
Gambar gergaji yang digunakan untuk membelah lambung kursk, adapun cara menggergajinya dengan memasang semacam tumpuan motor pada kiri kanan dan menggerakkan nya secara horisontal
Sumber: http://achtungpanzer.blogspot.com/2009/05/raising-of-kursk-submarine_01.html